Detail Berita
- Kayla, Hayfa, DKK
- 03 Jun 2025
Cileles Cultural Festival 2025: Dimajukan, Diberdayakan, Demi Kemajuan Budaya dan Ekonomi Desa
Cileles, 23 April 2025 — Desa Cileles menggelar Cileles Cultural Festival 2025 sebagai wujud nyata komitmen dalam memajukan budaya lokal. Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya desa kepada tamu mancanegara, sekaligus penyerahan naskah akademik regulasi budaya desa dari pihak akademisi kepada pemerintah desa.
Persiapan acara semula direncanakan selama dua minggu, namun karena satu dan lain hal, seluruh proses harus dipadatkan dan diselesaikan hanya dalam waktu satu minggu. Meskipun waktu persiapan sangat terbatas, kegiatan dapat terlaksana dengan lancar berkat kerja sama antara mahasiswa, perangkat desa, dan masyarakat Cileles.
Acara dimulai dengan kedatangan tamu dari Filipina dan Malaysia yang disambut hangat di GOR Desa Cileles. Tamu-tamu internasional tersebut disuguhi minuman khas seperti bandrek dan disambut dengan penampilan tari tradisional Jaipongan. Sambutan pembukaan disampaikan oleh perwakilan dari pihak Program Studi Ilmu Politik, Prof. Dr. Caroline Paskarina S.IP., M.Si. dan Kepala Desa Cileles Pak Duduy Abdul Holik, S.H sebelum dilanjutkan dengan sesi diskusi mengenai kemajuan budaya desa.
Diskusi ini menghadirkan Pak Hendra, S.IP., M.Si. sebagai peneliti budaya, tiga dosen dari Malaysia, dan satu dosen dari Filipina. Mereka membahas strategi pengembangan budaya desa sebagai bagian dari identitas dan potensi ekonomi lokal. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari upaya merumuskan rekomendasi kebijakan dalam bentuk peraturan desa yang berpihak pada pelestarian budaya.
Salah satu penampilan yang memeriahkan acara adalah dengan menampilkan kesenian Bang Reng, yakni pertunjukan musik organ tunggal yang mengiringi ibu-ibu menyanyikan lagu-lagu daerah Jawa Barat. Nuansa tradisional yang kental membuat suasana menjadi hangat dan penuh semangat kebersamaan.
Beberapa minggu sebelum acara berlangsung, telah diadakan workshop alat musik tradisional karinding bersama mahasiswa dari Filipina dan Malaysia. Rencananya, peserta workshop akan menampilkan hasil belajarnya di hari acara, namun penampilan tersebut akhirnya dibatalkan karena kendala teknis. Meskipun sempat ada rencana untuk menampilkan hasil workshop di acara utama, antusiasme dan proses belajar itu sendiri telah menjadi nilai tambah yang memperkaya pertukaran budaya dalam acara ini.
Momen penting dalam kegiatan ini adalah penyerahan simbolis naskah akademik regulasi budaya desa (Perdes) dari pihak Program Studi Ilmu Politik Universitas Padjadjaran kepada pemerintah Desa Cileles. Naskah ini disusun selama satu tahun terakhir oleh tim akademisi yang dipimpin oleh salah satu mahasiswa Ilmu Politik Unpad, Yoga, yang juga sempat melakukan riset budaya di Cileles dua tahun lalu.
Penyusunan naskah ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan budaya di beberapa kelompok masyarakat, dan menjadi upaya konkret untuk mendukung penguatan regulasi budaya desa secara formal.
Pelaksanaan festival ini membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap budaya lokal, Desa Cileles memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal menuju pemberdayaan budaya sebagai kekuatan ekonomi dan identitas desa yang lebih berdaya saing.